REKONSTRUKSI KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL:
PENDAYAGUNAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA YANG BERDAYA-SAING GLOBAL
Tema Umum:
Mahasiswa dan Problem Kebangsaan Reaktualisasi Peran Strategis Mahasiswa dalam Proses Pembangunan Bangsa,
Di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,
Senin, 11 Januari 2016
Oleh: Dr. H. Marzuki Alie
Rekonstruksi Kebijakan Pendidikan berada di ranah Kebijakan, ranahnya Pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, yang menyangkut banyak variable. Namun dalam implementasinya, Kementerian Pendidikan tidak dapat berjalan sendiri, harus besinergi dengan Kementerian lainnya dan juga swasta dalam konteks pemanfaatan dan pengembangan Information Communication and Technology (ICT).
Mengingat 1 Januari 2016, kita telah masuk menjadi bagian dari KOMUNITAS ASEAN yang terdiri dari 3 Pilar utama: Politik dan Keamanan; Sosial Budaya; dan Ekonomi yang sering disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (Asean Economic Community).
Yang menjadi Pertanyaan besarnya saat ini, Apakah kita mampu berkompetisi dengan negara- negara ASEAN lainnya. Tema ini dimaksudkan tidak untuk menjawab pertanyaan tersebut, tetapi bagaimana kita mampu memanfaatkan atau mendayagunakan IPTEK dalam rangka meningkatkan Kualitas Pendidikan yang dapat menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan dan daya saing Global.
Kebijakan Pendidikan Nasional ditempuh, dimaksudkan untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana dimaksud pasal 3 UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu : "untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab"
Kalau kita bicara Rekonstruksi Kebijakan Pendidikan artinya menyangkut banyak aspek / variable yang harus dilakukan baik dari sisi hardware (sarana dan prasarana pendidikan), software (system pendidikan) maupun brainware (sumber daya manusianya / tenaga pendidik dan kependidikan).
Pendayagunaan Iptek hanyalah salah satu dari berbagai Kebijakan Pendidikan, bagian dari system pendidikan (software) yang dapat ditempuh dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia yang berdaya saing Global. Dari Tema tersebut, ada tiga hal yang menjadi pokok bahasan kita, yaitu Kualitas Pendidikan, Teknologi dan Pendayagunaan Teknologi itu sendiri.
1. KUALITAS PENDIDIKAN
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti : bahan ajar (kognitif, psikomotorik, afektif), metodologi yang bervariatif sesuai dengan kemampuan guru, sarana dan prasarana sekolah, dukungan administrasi, sumber daya dan dukungan lingkungan yang kondusif.
Manajemen sekolah berfungsi mensikronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik dalam konteks intrakurikuler maupun dalam konteks ekstrakurikuler, baik dalam substansi akademis maupun non-akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.
Mutu dalam konteks "hasil belajar" mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah catur wulan, akhir semester, akhir tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (studens achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: computer, beragam jenis teknik, jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dsb (Depdiknas, 2003).
Dari uraian tersebut dapat simpulkan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat keunggulan hasil kerja dalam pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun dalam hasil pendidikan.
2. TEKNOLOGI SAAT INI
Peran teknologi saat ini tidak dapat dilepaskan dengan peran Internet. Menurut Williams (1999). Internet adalah 'a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources'.
Jadi internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Dalam tahun terakhir ini, perkembangan jumlah pengguna internet di seluruh dunia menurut Tim We Are Singapore tahun 2014, mencapai 2,5 milyar orang. Yang aktif di media social 1,86 milyar orang. Ada 635 juta orang di Asia yang berlangganan paket data untuk mengakses internet melalui handphone. Menurut Pusat Kajian Komunikasi UI, tahun 2015 di Indonesia dari Populasi 252 juta Penduduk, ada 88 juta yang sudah memanfaatkan internet.
Perkembangan pengguna internet di dunia ini berkembang sangat cepat karena beberapa hal, antara lain:
Kini, dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia di internet, maka pengguna internet dapat mengakses informasi apa saja yang diperlukan. Misalnya, kalau seseorang tertarik pada bidang pendidikan, maka ia dapat mencarinya melalui topik 'education' di berbagai websites. Kalau tertarik e-learning bisa mengakses websites antara lain Digitalthink, Fortune e-Learning, UniNet, Unesco-UnitwinNet, SeameoNet, dsb-nya.
Karena relatif mudahnya mengakses informasi melalui internet dan relatif mudahnya mengirim pesan melalui jasa elektronika atau telepon, maka pemanfaatan teknologi untuk kemajuan pendidikan menjadi tumbuh dan berkembang dengan pesat.
Walaupun jumlah pengguna internet maupun jumlah Internet domains di Indonesia naik secara tajam, namun pemanfaatan internet untuk pembelajaran masih terbatas. Padahal di negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, internet dan fasilitas ICT sudah dimanfaatkan di sekolah sekolah lanjutan. Ini artinya tiap sekolah lanjutan sudah disedikan fasilitas komputer. Di Malaysia dikenal dengan istilah SMART School. Sekolah ini bekerjasama dengan Telekom Malaysia di mana dalam pelaksanaannya bukan saja sekolah memanfaatkan IT dan internet untuk keperluan proses belajar dan mengajar, tetapi juga dipakai untuk tujuan efisiensi manajemen pengelolaan pendidikan. Pejabat yang membidangi pendidikan baik di tingkat distrik, maupun di tingkat nasional dapat memonitor pelaksanaan dari proses belajar dan mengajar di sekolah secara lebih mudah.
Pemanfaatan internet di Indonesia pada tahap 'baru mulai'. Sebenarnya pemanfatan internet untuk pendidikan di Indonesia bisa ditingkatkan kalau fasilitas yang mendukungnya memadai, baik fasilitas yang berupa infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Pengguna internet bukan saja dari kalangan pelajar dan mahasiswa, namun juga dari kalangan masyarakat yang lain. Hal ini bisa dipakai sebagai indikasi bahwa internet memang diperlukan untuk membantu kelancaranan pekerjaan atau tugas-tugas pengguna internet.
Karena berbagai keterbatasan, fasilitas berkembangnya internet di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Namun perlu diakui bahwa pemerintah telah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya internet di Indonesia, dengan membangun berbagai fasilitas, apakah itu jaringan telepon, listrik dan fasilitas lainnya.
Namun harus juga diakui bahwa ketersediaan telepon dan listrik di daerah-daerah tertentu di Indonesia memang masih terbatas dan karenanya menghambat bertambahnya pengguna internet. Belum lagi tentang tersedianya cyberlaws yang jelas dan diketahui oleh masyarakat luas, sehingga hal ini juga menghambat bertambahnya investor dibidang IT internet ini.
3. PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI
Aplikasi teknologi dalam peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan teknologi sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses mendidik atau pembelajaran dengan kemungkinan memanfaatkan teknologi sebagai upaya peningkatan keunggulan hasil kerja dalam bidang pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun berupa hasil pendidikan.
Upaya pendayagunaan teknologi dapat dilakukan antara lain dengan cara :
1. E-Learning
E-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda- beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya.
E-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari 'electronica' dan 'learning' yang berarti 'pembelajaran'. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Teknologi merupakan alat yang diharapkan dapat mempermudah proses transfer of learning terhadap peserta didik. Dalam perkembangannya teknologi e-learning yang didukung oleh computer dikenal sebagai Computer Base Learning (CBL) atau computer assisted learning (CAL) yang dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu:
Technology-based learning pada prinsipnya terdiri atas Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail, telephone) dan Video Information Technologies (misalnya video tape, video text, videa massaging). Sedangkan technology-base web learning pada dasarnya adalah data informasi technologies (misalnya bulleting board, internet, email, dan telecolaboration).
Teknologi di atas sangat cocok dipergunakan untuk pembelajaran jarak jauh karena jumlah pendudukan Indonesia yang mencapai ratusan juta, dan keadaan geografis Indonesia yang kepulauan tentu kedua teknologi di atas merupakan alternative yang perlu, disamping untuk pemerataan kesempatan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.
Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam e-learning, sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
Pemanfaatan e-learning tidak dapat lepas dari internet, pada zaman dahulu pembelajaran masih didominasi oleh peran guru (the era of teacher), kemudian bergeser menjadi guru dan buku (the era teacher and book) dan saat ini telah mengalami pergeseran peran guru, buku dan teknologi (the era of teacher, book and technology).
Dalam penggunakan e-learning ada 4 hal yang perlu dipersiapkan yaitu:
Jika ke-4 hal di atas dapat dicapai maka proses pembelajaran dapat melibatkan peserta didik (siswa) secara aktif dan mandiri (active learners) dapat diwujudkan. Sedangkan kekurangan atau kelemahan penggunakan e-learning untuk pendidikan khususnya pendidikan jarak jauh adalah sebagai berikut:
Apalagi sekarang K13 yang menghapuskan Mata Pelajaran TIK pada tingkat sekolah Dasar, akan semakin tertinggal Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Penggunaan teknologi E-Learning di sekolah- sekolah dapat meningkatan mutu pendidikan karena dengan teknologi tersebut, semua mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pembelajaran. Sekarang E¬learning menawarkan kemudahan baik waktu dan kesempatan, tidak mengenal usia, dimana saja. Tentu saja untuk daerah yang mempunyai fasilitas internet.
2. E-dukasi.net
Salah satu program yang ditelurkan Depdiknas sebagai wajud nyata adalah pembentukan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), pada tahap-tahap awal memang jardiknas hanya di prioritasnya untuk sekolah-sekolah kejuruan pada akhirnya semua semua diharapkan memiliki jaringan internet yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. Pembelajaran berbasis internet yang dikeluarkan oleh Depdiknasi di beri nama EdukasiNet, yang beralamat pada e-dukasi.net.
Kedepan situs ini dapat terus dikembangkan dan dilengkapi dengan seluruh mata pelajaran dan seluruh jalur pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan/konsultasi, tutorial, remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, ujian kemampuan, bank soal, pengetahuan populer dan Iain-lain.
Disamping itu e-dukasi.net diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang pengetahuan baik terhadap siswa maupun pada guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Fitur-fitur yang ditawarkan dalam e-dukasi.net bersifat nasional dapat di akses dan download dengan mudah (friendly), siapa saja boleh menggunakan asal tidak mengabaikan hak cipta dan hak kekayaan intelektual. Edukasi.net di mulai tahun 2002 dan pada tanggal 11 Agustus 2003 bersamaan dengan pencangan bulan telematika dan menkominfo di louncing E-dukasi,net sebagai situs resmi pendidikan indonesia.
3. Contekstual Teaching And Learning (CTL)
Teknologi pendidikan memang tidak pernah lepas dengan pembelajaran dan tidak pernah lepas juga dari ruang-ruang kelas. Dalam pembelajaran modern khususnya dalam quantum teaching dianut pola 'bawalah mereka ke dunia kita dan bawahlah dunia kita ke dunia mereka'. Ini merupakan prinsip yang sangat baik dimana pembelajaran diruang kelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat termasuk kehidupan guru dan para pendidik dimana mana mereka tinggal.
Penerapan sistem pembelajaran kontekstual atau di kenal dengan CTL (Contekstual Teaching and Learning) merupakan bentuk nyata dari penerapan teknologi pendidikan di ruang-ruang kelas. Kontekstual Teaching And Learning atau CTL jika diterapkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi maka siswa atau mahasiswa akan terbiasa mengembangkan kemampuan pribadinya sedangkan guru hanya sebagau fasilitator saja.
Dengan berkembangnya kemampuan siswa sesuai dengan kondisi masing-masing maka, mutu pendidikan pada tempat atau sekolah yang bersangkutan akan mengalami peningkatan aktivitas, dengan meningkatnya aktivitas maka kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa juga akan mengalami peningkatan. Dengan meningkatnya ketiga ranah tersebut maka mutu pendidikan akan mengalami peningkatan. Jika di setiap tempat atau sekolah mengalami peningkatan mutu maka pendidikan secara nasional juga mengalami peningkatan.
Selain Ketiga cara tersebut di atas, saat ini banyak penawaran proses pembelajaran melalui Teknologi informasi, baik yang dalam bentuk paket yang disediakan oleh berbagai Provider maupun yang dirancang sendiri berbasiskan WEB. Pilihannya tergantung kepada Political Will Pemerintah, apakah kita akan mandiri ataukan terus bergantung kepada orang lain.