Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan warga terpapar virus corona (Covid-19) yang membutuhkan perawatan di rumah sakit (RS) saat gelombang varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron akan jauh lebih rendah dibandingkan saat varian Delta menyerang Indonesia pada bulan Juli tahun lalu.
Sebelumnya diprediksi kasus covid-19 akan melonjak pada Februari hingga 60ribu imbas varian omicron. Lonjakan tertinggi kasus covid di Indonesia terjadi Juli lalu saat ada lonjakan kasus 56ribu per hari.
Budi mengakui karakteristik varian Omicron lebih cepat dan eksponensial dari pada varian Covid-19 lainnya. Namun, berdasarkan penelitian varian Omicron tidak menyebabkan perburukan gejala pada pasien Covid-19.
“Kita tetap waspada dan hati-hati, kita harus siaga. Namun tidak perlu panik, karena kasus yang masuk RS akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus sebelumnya pada saat gelombang Delta,” kata Budi dalam jumpa pers yang disiarkan melalui situs resmi Kemenko Marves, Selasa (11/1) malam.
Budi melanjutkan, saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan 17 startup telemedicine dan juga startup bidang logistik dan Kimia Farma agar penyaluran obat pasien Covid-19 dapat tersalurkan secara tepat. Selain itu, Kemenkes menurutnya juga telah menyiapkan setidaknya 400 ribu pil Molnupiravir.
Budi juga mengaku tetap menyiapkan tempat tidur rumah sakit sebagai langkah mitigasi utama. Ia pun mengklaim telah mendistribusikan sekitar 16 ribu oksigen generator ke seluruh rumah sakit di Indonesia.
“Kita memiliki 80 ribu tempat tidur yang siap sekarang, yang sudah terisi 3 ribu. jadi kita masih punya room yang cukup banyak dan kita masih bisa meningkatkan jumlah kamar RS ke angka 190ribu,” ujarnya.
Kemenkes sebelumnya memprediksi puncak kasus varian Omicron di Indonesia akan terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2022. Lonjakan kasus itu bahkan diprediksi bisa mencapai 60ribu kasus dalam sehari.
Prediksi jumlah itu lebih tinggi dari rekor penambahan kasus harian yang terjadi pada 15 Juli dengan 56.757 kasus, akibat sebaran varian Delta yang telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia.
Sementara itu per 8 Januari Kemenkes mencatat sebaran kasus Omicron di Indonesia telah mencapai 414 kasus, mayoritas imported case dan 50 di antaranya sudah menjadi kasus transmisi lokal di masyarakat.
Namun berdasarkan data Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 12 Januari, kasus Omicron di Indonesia sudah mencapai 432 kasus. GISAID merupakan sebuah lembaga bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2. (andhiko tungga alam)