1. Tahun 2013 segera berlalu dan kita akan segera memasuki tahun 2014. Tahun 2013 dan 2014 merupakan tahun-tahun politik, di mana salah satu fokus utama dinamika kehidupan bangsa adalah menghadapi dan menyukseskan Pemilu 2014. Pemilu 2014 akan dilaksanakan pada 9 April 2014 untuk pemilu legislatif, dan pada 9 Juli 2014 untuk pilpres putaran pertama, disusul putaran keduanya 9 September 2014. Pemilu legislatif akan memperebutkan 560 kursi DPR, sementara caleg yang terdaftar dalam Daftar Calon Tetap (DCT) Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah 6.607 orang. Selain itu tercatat 945 orang akan memperebutkan kursi DPD. Ditambah ratusan ribu caleg di provinsi dan kabupaten/kota. Dalam konteks inilah, Pemilu 2014 merupakan pemilu terbesar di kawasan Asia Tenggara, bahkan se-Asia Pasifik.
2. Kesuksesan Pemilu 2014 akan menjamin masa depan kehidupan demokrasi di tanah air, dan menentukan keberlangsungan pemerintahan yang akan datang. Selain akan menghasilkan anggota DPR, DPD dan DPRD, pesta demokrasi 2014 juga akan menghasilkan pemimpin nasional baru. Sehingga, pasca-2014, Indonesia akan memasuki babak baru dalam konteks pemerintahan dan penyelenggaraan bernegara. Mengingat urgensinya tersebut, maka Pemilu 2014 harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tahapan pemilu yang ditentukan oleh KPU. Pemilu 2014 harus lebih berkualitas daripada pemilu-pemilu sebelumnya. Dalam konteks ini :
a. Permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) harus dituntaskan, jangan sampai meninggalkan persoalan yang terkait dengan ketiadaan hak pilih bagi warga negara yang berhak mengikuti pemilu. Jangan pula ada pemilih-pemilih fiktif atau ganda. Hal tersebut penting dan mendasar karena ketidakberesan DPT dapat jadi ancaman serius bagi terlaksana tidaknya Pemilu 2014. Singkat kata, Pemilu 2014 dengan anggaran mencapai sebesar Rp 16 Triliun harus efektif dan sukses.
b. Partai-partai politik, berikut seluruh caleg yang ada, diharapkan mampu bersaing secara sehat dan demokratis. Pemilu 2014 yang menerapkan sistem proporsional terbuka dengan berbasis dukungan suara terbanyak, membuat tingkat persaingan atau kompetisi politik sangat tinggi. Hal ini harus diantisipasi oleh semua pihak, agar jangan sampai terjadi kemerosotan kualitas demokrasi.
3. Secara umum, dinamika kehidupan bangsa pada 2013 berjalan dengan baik dan stabil. Kendatipun demikian, banyak hal yang dapat kita catat di berbagai bidang. Dalam bidang politik, selain persiapan menjelang Pemilu 2014, pada 2013 juga secara umum diwarnai oleh harmonisasi hubungan antar-lembaga negara (legislatif, eksekutif dan yudikatif). Di tingkat lokal, seiring dengan banyaknya pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) situasi politik juga dinamis dan bervariasi, namun secara umum situasi dan kondisi politik masih terkendali. Kendatipun demikian, dari pengalaman demokrasi kita, masih banyak hal yang perlu dibenahi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas demokrasi.
4. Dalam bidang ekonomi, kita perlu memberikan apresiasi atas kinerja pemerintahan yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mendorong iklim perekonomian nasional. Bahkan, kita juga perlu emberikan apresiasi bahwa pemerintah telah berhasil menyelenggarakan berbagai forum ekonomi, baik regional maupun internasional, yang berpuncak pada kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacifik Economic Forum (APEC) di Bali, dan pertemuan tingkat menteri World Trade Organisation (WTO), yang menghasilkan berbagai capaian penting dan prospektif bagi masa depan perdagangan dan perekonomian Indonesia di era pasar bebas.
5. Dari kinerja bidang moneter, kita juga mencatat capaian yang positif, dengan telah berjalannya Ototitas Jasa Keuangan (OJK) yang bersama Bank Indonesia (BI) telah memainkan peran dan kewenangan masing-masing secara efektif. Krisis ekonomi dunia yang, terutama dimulai dari kawasan Amerika Serikat dan Eropa, memang dampaknya cukup terasa, terutama ditandai dengan anjolknya nilai tukar rupiah. Kendatipun cukup terkendali, tetapi ekses krisis ekonomi global itu, tetap harus kita waspadai, dengan senantiasa memperkokoh fundamental ekonomi Indonesia, menggalakkan investasi, mendorong pembangunan infrastruktur dan sektor riil, serta menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi lainnya secara progresif.
6. Pada 2013, kita juga mencatat bahwa hubungan buruh dan perusahaan demikian dinamis. Berbagai demonstrasi buruh masih kita jumpai terutama di berbagai kawasan industri. Yang dituntut oleh mereka terutama adalah kenaikan upah minimum. Kendatipun aksi-aksi buruh sering mengganggu ketertiban, tetapi secara umum masih terkendali dan memperoleh respons yang positif dari pihak pengusaha dan pemerintah. Soal buruh memang terkait erat dengan kinerja perusahaan dan daya saing ekonomi regional dan global.
7. Dalam bidang hukum, pada 2013 banyak sorotan dialamatkan ke berbagai kasus hukum yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), baik yang melibatkan kalangan politisi, aparat penegak hukum, maupun yang lain. Kita berharap KPK mampu bekerja secara profesional dalam kerangka penegakan hukum dan keadilan. KPK juga harus benar-benar independen dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun. Dalam konteks penegakan hukum, sesungguhnya bukan KPK saja yang diharapkan efektif, tetapi juga lembaga-lembaga penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan yang harus juga diperkuat. KPK sendiri justru sesungguhnya merupakan lembaga yang keberadaannya bersifat tetap, melainkan dibentuk untuk merespons kasus-kasus korupsi yang spesifik. Kita berharap, KPK dan penegak hukum mampu menuntaskan kasus-kasus hukum yang ditanganinya secara adil, dan semua pihak harus menghormati proses hukum yang berjalan dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah.
8. Dalam bidang pertahanan dan keamanan, pada 2013, secara umum juga relatif baik, kendatipun menjadi catatan tersendiri, terkait dengan adanya penyadapan yang dilakukan oleh otoritas Amerika Serikat dan Australia terhadap presiden dan para pejabat tinggi Indonesia. Kita menyesalkan aksi penyadapan yang dilakukan oleh pihak asing itu dan sangat mendukung pemerintah Republik Indonesia untuk memprotes keras dan melakukan langkah-langkah kebijakan yang tegas. Dalam bidang keamanan, pada 2013 telah terjadi pergantian Kapolri karena masa jabatan Kapolri sebelumnya telah habis. Kita berharap kinerja profesional Polri semakin meningkat, terutama dalam mengamankan pesta demokrasi 2014. Dalam konteks tugas kepolisian yakni di bidang keamanan, terasa sekali bahwa tantangannya semakin kompleks, dari mengatasi kejahatan penyebaran narkoba hingga mencegah terorisme dan potensi-potensi konflik sosial dan politik di tingkat lokal. Di bidang pertahanan yang menjadi wilayah kerja TNI, juga tantangannya semakin kompleks, terutama dalam modernisasi alur utama sistem persenjataan (alutsista) serta penguatan penjagaan di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar. Dalam bidang pertahanan, juga perlu ditingkatkan proteksi atas kepentingan nasional, termasuk dari aksi-aksi penyadapan pihak asing.
9. Dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial, tantangannya juga semakin kompleks terutama dalam memenuhi target Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) pada 2015. Di bidang pendidikan, pemerintah dan DPR telah menyepakati Kurikulum 2013 di mana kurikulum ini diharapkan dapat segera diimplementasikan dengan sebaik-baiknya, khususnya dalam konteks peningkatan mutu pendidikan dan peserta didik. Berbagai evaluasi bidang pendidikan juga telah dilakukan, sehingga diharapkan ke depan dunia pendidikan nasional yang telah memiliki anggaran 20% dari APBN benar-benar bisa efektif dan maju. Di bidang kesehatan, pada 2013 merupakan persiapan bagi penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang akan dimulai pada Januari 2014. Hal yang sama juga berlaku pada BPJS ketenagakerjaan dalam kerangka Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Di bidang sosial, sebagai negara yang majemuk, pada 2013 juga masih dijumpai berbagai konflik bernuasa isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA), kendatipun tidak terjadi konflik massif yang eskalatif. Ke depan potensi-potensi konflik sosial harus lebih diantisipasi, sehingga menjadi lebih terkelola dan tidak mengganggu keharmonisan kehidupan bangsa.
10. Dalam bidang luar negeri, pada 2013, Indonesia telah memainkan peran strategis dalam berbagai event regional maupun internasional. Indonesia telah mampu menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT APEC, Konferensi Tingkat Menteri ke-9 WTO, dan yang lain. Indonesia juga masih memainkan peran penting dalam dinamika politik regional ASEAN, dan motor utama stabilitas kawasan, baik ASEAN maupun Asia Pasifik. Hal-hal semacam ini perlu terus dipeliharan dan ditingkatkan lagi perannya ke depan. Kendatipun demikian, kita juga masih mempunyai masalah yang cukup kompleks di luar negeri, terutama dengan banyaknya kasus-kasus hukum yang menimpa tanaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Bagaimanapun, pemerintah dan pihak-pihak terkait, harus terus meningkatkan profesionalitas dalam perlindungan TKI di luar negeri.
Atrup-Kota Kediri
December 31 2013 , 10:18
Ke depan orientasi kita tentu tidak hanya penyelesaian masalah yang masih tertinggal. Akan tetapi yang menjadi fokus adalah bagaimana kita bisa mencapai lompatan dan loncatan kemajuan yang luar biasa di segala bidang pembangunan. Dengan cara itulah, Indonesia bisa maju dan mengejar ketertinggalan